Pages

Batman Begins - Diagonal Resize

Jumat, 30 November 2012

CTL dengan memasukkan unsur-unsur Quantum Learning


Ahmad Kholiqul Amin, M.Pd.
BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Di era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas sangat diperlukan sebagai modal dasar pembangunan. Pendidikan memegang peranan penting dalam menyiapkan generasi penerus yang berkualitas. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat baik dalam pembinaan sumber daya manusia. Oleh karena itu bidang pendidikan perlu mendapat perhatian, penanganan, dan prioritas secara intensif baik oleh pemerintah, keluarga, masyarakat, dan pengelola pendidikan khususnya. Akan tetapi kenyataanya banyak permasalahan di dunia pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia, salah satunya adalah rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.
Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain dengan pelatihan dan peningkatan kualifikasi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, sampai pada penyempurnaan kurikulum. Sistem kurikulum yang sekarang berjalan berorientasi pada tujuan dan proses, perlu disempurnakan agar sejalan dengan perkembangan nasional dan global. Penyempurnaan kurikulum ini mencakup tujuan dan kompetensi, struktur dan isi mata pelajaran pokok. Mulai tahun 2006, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) telah disempurnakan kembali menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang isinya masih seperti KBK, akan tetapi dalam KTSP 2006 ini menuntut kemampuan guru dalam mengembangkan kurikulum sesuai dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah satuan pendidikan dan peserta didik.

Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah, akan tetapi hasilnya masih kurang memuaskan, dapat dilihat dari hasil Ujian Nasional khususnya pada mata pelajaran matematika hasilnya memprihatinkan dari tahun ketahun, berikut adalahgrafik hasil Ujian Nasional mata pelajaran matematika dari tahun ajaran 2007/2008 – 2010/2011 SMP Negeri se - Kabupaten Bojonegoro







Gambar 1.1 Grafik nilai rata – rata matematika SMPNse - Kabupaten Bojonegoro
            Pada grafik di atas bahwa matematika pada tahun ajaran 2010/2011 terjadi penurunan dari rata – rata 7,37 menjadi 6,90 dan juga bisa dilihat dari per mata ujian matematika juga terendah dibandingkan mata pelajaran yang lain
           
Gambar 1.2 Grafik nilai rata – rata per mata ujian Kabupaten Bojonegoro
Berdasarkan grafik tersebut terlihat bahwa matematika memiliki nilai rata-rata terrendah dengan rata – rata 6,90 dibandingkan nilai mata pelajaran ujian yang lain. Jika dilihat lebih lanjut pada setiap kemampuan yang diujikan dalam matematika, diperoleh rata - rata penguasaan materi sebagai berikut :
Pokok Bahasan           :    Bangun Ruang
Sub Pokok Bahasan    :    Bangun ruang sisi datar
Tabel 1.1 Daya Serap Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Sisi Datar

Kemampuan yang diuji
Kota / Kab
Propinsi
·   Menentukan unsur – unsur pada balok dan kubus
51, 55

56, 41

Pada tabel tersebut, terlihat bahwa pada kemampuan menentukan unsur – unsur bangun ruang sisi datar dikatakan rendah sehingga cukup menarik dilakukan penelitian.Pada materi bangun ruang sisi datar,banyak sekali diperlukan kemampuan siswa untuk menganalisis soal, kemudian melakukan langkah penyelesaian dengan tepat dan teliti agar siswa tidak mengalami kesulitan dalam  memahami dan menerapkan rumus, kurang teliti dalam menghitung, dan kesulitan menggambar benda–benda ruang karena siswa dituntut untuk dapat berpikir abstrak. Akan tetapi, dari hasil yang diperoleh menggambarkan bahwa kemampuan siswa menggunakan konsep bangun ruang untuk memecahkan masalah dapat dikatakan rendah.
            Dari permasalahan tersebut, maka dirasa sangat perlu untuk segera dilakukan upaya perbaikan proses pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, khususnya materi bangun ruang.
Permasalahan yang muncul dalam pembelajaran matematika tersebut dipengaruhi oleh faktor dari dalam  maupun dari luar diri siswa. Faktor yang mempengaruhi dari dalam diri siswa antara lain; motivasi, minat, intelegensi, kreativitas, dan gaya  belajar siswa. Sedangkan faktor dari luar diri siswa mungkin karena cara pembelajaran yang digunakan guru dalam menyampaikan materi kurang tepat. Terkait dengan model atau pendekatan pembelajaran, berdasarkan observasi peneliti pada beberapa sekolah tingkat SMP, hingga saat ini masih banyak pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran matematika di sekolah dengan menggunakan pembelajaran konvensional, yang cenderung berjalan searah, siswa belajar hanya dengan mendengarkan dan mencatat materi pelajaran, siswa tidak memahami konsep karena siswa hanya menghafal rumus sehingga tidak ada kebermaknaan dalam mempelajari materi tersebut yang sebenarnya banyak aplikasinya dalam kehidupan sehari–hari.Cara pembelajaran konvensional seperti ini tidak merangsang siswa untuk mengerti tentang apa yang dipelajari, dan pada akhirnya nanti siswa tidak memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah yang terkait dengan materi pelajaran yang siswa pelajariterutama yang ada hubungannya dengan kehidupan sehari – hari. Oleh karena itu diperlukan suatu inovasi pembelajaran yang dapat mengakomodir kebutuhan siswa tersebut, salah satunya dengan penerapan metode atau pendekatan pembelajaran yang tepat yang dapat meningkatkan kebermaknaan dalam belajar matematika,sehingga dengan penerapan metode atau pendekatan dapat menjadikan siswa dalam belajar matematika lebih ada kebermaknaan terutama bila dikaitkan dengan kegunaan materi dalam kehidupan sehari – hari (kontekstual).
Sekarang ini, pembelajaran kontekstual telah berkembang di negara – negara maju dengan berbagai nama. Di Negara Belanda berkembang apa yang disebut dengan Realistic Mathematics Education (RME) yang menjelaskan bahwa pembelajaran matematika harus dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa. Di Amerika berkembang Contextual Teaching and Learningbiasa disingkat dengan (CTL) yang intinya membantu guru untuk mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata dan memotivasi siswa untuk mengaitkan pengetahuan yang dipelajarinya dengan kehidupan mereka. Sementara di Michigan juga berkembang Connected Mathematics Project (CMP) yang bertujuan mengintegrasikan ide matematika ke dalam konteks kehidupan nyata dengan harapan siswa dapat memahami apa yang dipelajarinya dengan baik dan mudah.
             Didalam pendekatan  pembelajaran CTL ditawarkan suatu konsep pembelajaran yang mengaitkan materi pelajaran yang dipelajari siswa dengan konteks dimana materi tersebut digunakan. Pendekatan pembelajaran CTL merupakan satu bentuk perubahan pola pikir pembelajaran, yaitu suatu inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu siswa memahami teori secara mendalam melalui pengalaman belajarnya. Pembelajaran kontekstual menyajikan suatu konsep yang mengaitkan materi pelajaran dengan konteks dimana materi tersebut digunakan, dengan kata lain materi pelajaran disajikan melalui konteks dunia nyata dan membentuk hubungan antara pengetahuan dan aplikasinya dalam kehidupan sehari–hari. Dengan mengetahui manfaat/kegunaan materi pelajaran, maka siswa akan lebih termotivasi dan bertanggung jawab dalam belajar.
             Selain pendekatandalam mengajar, lingkungan belajar juga salah satu faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran. Lingkungan belajar yang menyenangkan dandidesain sedemikian rupa, nyaman dan menyenangkan akan mampu menggabungkan rasa percaya diri, motivasi, ketrampilan belajar, dan ketrampilan komunikasi,seperti yang  ditawarkan Bobby DePorter dan Mike Hernacki tahun 1982 dalam temuannya pendekatan belajarQuantum Learningyang biasa disingkat (QL). Pendekatan belajar ini sangat memperhatikan lingkungan belajar yang didesain sedemikian rupa sehingga siswa merasa penting, nyaman, dan dapat belajar dengan optimal. Lingkungan belajar yang didesain sedemikian rupa (Quantum Learning) sangat diperlukan dan akan lebih baiknya lagi dikaitkan dengan model/pendekatan yang lain mungkin salah satunya dengan CTLkarena dalam pembelajaran CTL menekankan pada aktivitas siswa secara penuh, baik fisik maupun mental sehingga juga membutuhkan  penyegaran suasana agar siswa tidak merasa jenuh berpikir sehingga dalam proses pembelajaran siswa tetep lebih aktif, kreatif, senang dengan pendekatan CTL dengan memasukkan unsur – unsurQuantum Learning(CTL+QL). Karena hal ini juga sesuai dengan panduan pengembangan kurikulum bahwa siswa harus membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Matematika adalah alat untuk mengembangkan cara berpikir dan bernalar. Matematika diperlukan dalam kehidupan sehari–hari dan untuk perkembangan sains dan teknologi. Namun dibalik peranan dan manfaat matematika tidak sedikit orang masih menganggap matematika sebagai ilmu yang tidak menarik, sulit, kurang aktual, dan tidak berguna dalam kehidupan sehari–hari. Adanya pandangan negatif tersebut membuat banyak siswa yang kurang mempunyai motivasi dalam belajar. Dengan permasalahan tersebut, diharapkan guru dalam mengajarkan materi pelajaran matematika dikaitkan dengan kehidupan sehari – sehari, mungkin salah satunya dengan menggunakan pendekatan CTLdengan memasukkan unsur – unsur Quantum Learning supaya dalam proses pembelajaran ada kebermaknaan dan termotivasi karena ketertarikan terhadap kegunaan atau manfaat meteri dalam kehidupan sehari- hari dan didukung dengan lingkungan belajar yang didesain sedemikian rupa sehingga siswa merasa penting, nyaman dan menyenangkan. Motivasi pada diri seseorang merupakan daya pendorong untuk melakukan suatu aktivitas. Aktivitas belajar seorang siswa akan ditentukan oleh motivasi belajarnya dan motivasi belajar antara siswa yang satu pasti berbeda dengan siswa lainnya. Ada kecenderungan siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi maka prestasinya akan baik pula, demikian pula siswa yang motivasinya rendah prestasinya juga kurang menggembirakan. 

B.     Identifikasi Masalah
            Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut :
  1. Permasalahan belajar matematika yang dialami siswa yang berakibat pada rendahnya prestasi belajar matematika.Ada kemungkinan permasalahan yang dialami siswa disebabkan oleh kurang tepatnya pembelajaran yang digunakan guru. Dari dugaan ini muncul sebuah permasalahan yang menarik untuk dilakukan penelitian, yaitu apakah pemilihan model atau pendekatan pembelajaran yang tepat oleh guru dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
  2. Penggunaan pembelajaran konvensional yang cenderung berjalan searah, berpusat pada guru dan kurang melibatkan siswa dalam belajar mengajar dan kurang mengaitkan dengan kehidupan sehari - hari sehingga menyebabkan siswa kesulitan dalam memahami konsep atau materi yang diberikan. Oleh karena itu, cukup menarik dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah jika model atau pendekatan pembelajaran diubah maka prestasi belajar siswa menjadi lebih baik.
  3. Terdapat kemungkinan penyebab tinggi rendahnya prestasi belajar matematika siswa adalah motivasi yang dimiliki siswa. Dari kemungkinan ini dapat dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah motivasi menyebabkan tinggi rendahnya prestasi belajar matematika siswa.
  4. Ada kemungkinan penyebab kurang optimalnya siswa dalam belajar disebabkan lingkungan belajar yang kurang menyenangkan dan monoton membuat siswa merasa jenuh dan kurang nyaman dalam belajar dan tidak bertanggung jawab dalam belajar. Sehingga dengan hal ini menarik dilakukan penelitian apakah pembelajaran CTL dengan memasukkan unsur – unsur Quantum Learning lebih baik daripada pembelajaran CTLdan pembelajaran  konvensionaldalam hal prestasi belajar siswa pada pelajaran matematika, khususnya pada pokok bahasan Bangun Ruang sisi datar.

C.     Pemilihan Masalah
Suatu penelitian yang dilakukan dengan banyak pertanyaan dalam waktu yang sama bisa jadi kurang cermat dalam mengamati perubahan perilaku subjek penelitian, sehingga hasil penelitian yang diperoleh juga mungkin kurang akurat. Berdasarkankeempat identifikasi masalah di atas, peneliti hanya memilih identifikasi masalah nomor  2, 3 dan 4. Dengan alasan dalam penelitian akan lebih terfokusdan hasilnya juga akan lebih akurat, disamping itu peneliti ingin mengetahui apakah ada pengaruh apabila pendekatan/model pembelajaranya di rubah dan dihubungkan dengan motivasi siswa. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan CTL dan CTL dengan memasukkan unsur – unsur Quantum learnig.

D.     Pembatasan Masalah
             Pembatasan masalah dalam penelitian ini dimaksudkan agar permasalahan yang disajikan lebih mendalam, terarah, dan tidak terlalu luas jangkauannya, maka permasalahan tersebut penulis batasi sebagai berikut :
  1. Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas VIII di SMPNegeri se-Kabupaten Bojonegoro semester Genap tahun pelajaran 2011/2012.
  2. Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode konvensionalpada kelas kontrol, pendekatan CTLdengan memasukkan unsur – unsur Quantum Learningpada kelas eksperimen 1 dan CTL untuk kelas eksperimen 2.
  3. Unsur – unsur Quantum Learning dalam penelitian ini adalah berupa penataan tempat duduk, pemasangan rumus-rumus bangun ruang dalam kelas, ikuti tanda – tanda positif, serta iringan musik instrumentalketika waktu jeda dalam belajar berlangsung yang diharapkan mampu menjadikan refreshpikiran siswa sehingga menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan.
  4. Motivasi belajar siswa dalam penelitian ini dibatasi pada motivasi belajar matematika siswa kelas VIII semester II SMP Negeri se-Kabupaten Bojonegoro tahun ajaran 2011 /2012.
  5. Prestasi belajar matematika siswa yang dimaksud adalah prestasi belajar matematika siswa kelas VIII SMPNegeri se-Kabupaten Bojonegoro semester Genap tahun pelajaran 2011/2012 pada pokok bahasan Bangun Ruang Sisi Datar.

E.     Rumusan Masalah
            Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang dikemukakan, maka dapat disusun perumusan masalah sebagai berikut :
  1.  Manakah yang menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik, antara penggunaan pembelajaran konvensioanal,penggunaan pembelajaranCTLatau denganpembelajaran CTLdengan memasukkan unsur – unsur  Quantum Learning pada konsep Bangun Ruang Sisi Datar?
  2. Manakah yang menghasilkan hasil prestasi lebih baik siswa dengan motivasi belajar  tinggi, sedang  atau rendah?
  3. Pada pembelajaran CTLdengan memasukkan unsur – unsur  Quantum Learning, manakah yang menghasilkan prestasi belajar lebih baik antara siswa dengan motivasi tinggi,  sedang atau rendah?
  4. Pada pembelajaran CTL, manakah yang menghasilkan prestasi belajar lebih baik antara siswa dengan motivasi tinggi, sedang atau rendah?
  5. Pada pembelajarankonvensional,manakah yang menghasilkan prestasi belajarlebih baik antara siswa dengan motivasi tinggi, sedangatau rendah?
  6. Pada siswa dengan motivasi belajar tinggi, manakah yang menghasilkan prestasi belajar lebih baik antara pembelajaran konvensional,pembelajaran CTL atau pembelajaranCTLdengan memasukkan unsur – unsur  Quantum Learning?
  7. Pada siswa dengan motivasi belajar sedang, manakah yang menghasilkanprestasi belajar lebih baik antara pembelajaran konvensional, pembelajaranCTL atau pembelajaranCTLdengan memasukkan unsur – unsur  Quantum Learning?
  8. Pada siswa dengan motivasi belajar rendah, manakah yang menghasilkan prestasi belajar lebih baik antara pembelajaran konvensional,pembelajaran CTL atau pembelajaranCTLdengan memasukkan unsur – unsur  Quantum Learning?

F.      Tujuan Penelitian
             Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
  1.  Untuk mengetahui manakah yang lebih baik prestasi belajar matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional, pembelajaranCTLatau siswa yang mengikuti pembelajaran CTLdengan memasukkan unsur – unsur  Quantum Learning dalam pelajaran matematika pada sub pokok bahasan Bangun Ruang Sisi Datar.
  2. Untuk mengetahui manakah prestasi belajar matematika yang lebih baik siswa yang mempunyai motivasi tinggi, sedang atau  rendah.
  3. Untuk mengetahui pada pembelajaranpembelajaran CTLdengan memasukkan unsur – unsur  Quantum Learningmanakah yang  lebih baik prestasi belajarnya siswa motivasi tinggi, sedang atau rendah.
  4. Untuk mengetahui pada pembelajaran CTLmanakah yang lebih baik prestasi belajarnya pada siswa dengan motivasi tinggi, sedang atau rendah.
  5. Untuk mengetahui pada pembelajaran konvesional manakah yang  lebih baik prestasi belajarnya siswa dengan motivasi tinggi, sedang atau rendah.
  6. Untuk mengetahui pada siswa motivasi tinggi manakah yang memberikan prestasi belajar lebih baik antara pembelajaran konvensional,pembelajaran CTL atau pembelajaran CTLdengan memasukkan unsur – unsur  Quantum Learningatau pembelajaran.
  7. Untuk mengetahui pada siswa motivasi sedang manakah yang memberikan prestasi belajar lebih baik antara pembelajaran konvensional, pembelajaran CTL atau pembelajaran CTLdengan memasukkan unsur – unsur  Quantum Learningatau pembelajaran.
  8. Untuk mengetahui pada siswa motivasi rendahmanakah yang memberikan prestasi belajar lebih baik antara pembelajaran konvensional, pembelajaran CTL atau pembelajaran CTLdengan memasukkan unsur – unsur  Quantum Learningatau pembelajaran.

G.    Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat :
  1. Membantu guru matematika dalam menentukan pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam pembelajaran matematika khususnya pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar.
  2. Sebagai masukan bagi guru, calon guru, dan peneliti bidang studi matematika bahwa pembelajaranCTLdengan memasukkan unsur – unsur  Quantum Learningatau pembelajaran CTLdapat digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran matematika.
  3. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi penelitian yang sejenis.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar