Ahmad Kholiqul Amin, M.Pd.
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Di era perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang semakin pesat, Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas
sangat diperlukan sebagai modal dasar pembangunan. Pendidikan memegang peranan
penting dalam menyiapkan generasi penerus yang berkualitas. Dalam rangka
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, pembangunan bidang pendidikan
merupakan sarana yang sangat baik dalam pembinaan sumber daya manusia. Oleh
karena itu bidang pendidikan perlu mendapat perhatian, penanganan, dan
prioritas secara intensif baik oleh pemerintah, keluarga, masyarakat, dan
pengelola pendidikan khususnya. Akan tetapi kenyataanya banyak permasalahan di
dunia pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia, salah satunya adalah rendahnya
mutu pendidikan di Indonesia.
Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional,
antara lain dengan pelatihan dan peningkatan kualifikasi guru, pengadaan buku
dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, sampai pada penyempurnaan
kurikulum. Sistem kurikulum yang sekarang berjalan berorientasi pada tujuan dan
proses, perlu disempurnakan agar sejalan dengan perkembangan nasional dan
global. Penyempurnaan kurikulum ini mencakup tujuan dan kompetensi, struktur
dan isi mata pelajaran pokok. Mulai tahun 2006, Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK) telah disempurnakan kembali menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) yang isinya masih seperti KBK, akan tetapi dalam KTSP 2006 ini menuntut kemampuan
guru dalam mengembangkan kurikulum sesuai dengan kekhasan, kondisi dan potensi
daerah satuan pendidikan dan peserta didik.
Gambar 1.1 Grafik nilai rata – rata
matematika SMPNse - Kabupaten Bojonegoro
Pada grafik di atas bahwa matematika pada tahun ajaran
2010/2011 terjadi penurunan dari rata – rata 7,37 menjadi 6,90 dan juga bisa
dilihat dari per mata ujian matematika juga terendah dibandingkan mata
pelajaran yang lain
Gambar 1.2 Grafik nilai rata – rata per
mata ujian Kabupaten Bojonegoro
Berdasarkan grafik tersebut terlihat bahwa matematika memiliki nilai rata-rata terrendah dengan rata – rata 6,90 dibandingkan nilai
mata pelajaran ujian yang
lain. Jika dilihat lebih lanjut pada setiap kemampuan yang diujikan dalam
matematika, diperoleh rata - rata
penguasaan materi sebagai berikut :
Pokok
Bahasan : Bangun
Ruang
Sub
Pokok Bahasan : Bangun ruang sisi datar
Tabel 1.1 Daya Serap Mata Pelajaran
Matematika Materi Bangun Ruang Sisi Datar
Kemampuan yang diuji
|
Kota / Kab
|
Propinsi
|
· Menentukan unsur – unsur pada balok
dan kubus
|
51, 55
|
56, 41
|
Pada tabel tersebut, terlihat bahwa pada kemampuan menentukan unsur – unsur bangun
ruang sisi datar dikatakan rendah sehingga cukup menarik dilakukan penelitian.Pada
materi bangun ruang sisi datar,banyak
sekali diperlukan kemampuan siswa untuk menganalisis soal, kemudian melakukan
langkah penyelesaian dengan tepat
dan teliti agar siswa tidak mengalami
kesulitan dalam memahami dan menerapkan
rumus, kurang teliti dalam menghitung, dan kesulitan menggambar benda–benda
ruang karena siswa dituntut untuk dapat berpikir abstrak. Akan tetapi, dari
hasil yang diperoleh menggambarkan bahwa kemampuan siswa menggunakan konsep bangun ruang untuk memecahkan
masalah dapat dikatakan rendah.
Dari permasalahan tersebut, maka dirasa sangat perlu untuk segera
dilakukan upaya perbaikan proses pembelajaran untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa, khususnya
materi bangun ruang.
Permasalahan yang muncul dalam pembelajaran matematika tersebut
dipengaruhi oleh faktor dari dalam
maupun dari luar diri siswa. Faktor yang mempengaruhi dari dalam diri
siswa antara lain; motivasi, minat, intelegensi, kreativitas, dan gaya belajar siswa. Sedangkan faktor dari luar diri
siswa mungkin karena cara
pembelajaran yang digunakan guru dalam menyampaikan materi kurang tepat.
Terkait dengan model atau pendekatan
pembelajaran, berdasarkan observasi peneliti pada beberapa sekolah tingkat SMP, hingga saat ini masih
banyak pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran matematika di
sekolah dengan menggunakan pembelajaran konvensional, yang cenderung berjalan
searah, siswa belajar hanya dengan mendengarkan dan mencatat materi pelajaran,
siswa tidak memahami konsep karena siswa hanya menghafal rumus sehingga tidak
ada kebermaknaan dalam mempelajari materi tersebut yang sebenarnya banyak
aplikasinya dalam kehidupan sehari–hari.Cara pembelajaran konvensional seperti
ini tidak merangsang siswa untuk mengerti tentang apa yang dipelajari, dan pada akhirnya nanti siswa tidak
memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah yang terkait dengan materi
pelajaran yang siswa pelajariterutama
yang ada hubungannya dengan kehidupan sehari – hari. Oleh karena itu
diperlukan suatu inovasi pembelajaran yang dapat mengakomodir kebutuhan siswa
tersebut, salah satunya dengan penerapan metode atau pendekatan pembelajaran yang tepat yang dapat meningkatkan
kebermaknaan dalam belajar matematika,sehingga dengan penerapan metode atau
pendekatan dapat menjadikan siswa dalam belajar matematika lebih ada kebermaknaan
terutama bila dikaitkan dengan
kegunaan materi dalam kehidupan sehari – hari (kontekstual).
Sekarang ini, pembelajaran kontekstual
telah berkembang di negara – negara maju dengan berbagai nama. Di Negara
Belanda berkembang apa yang disebut dengan Realistic
Mathematics Education (RME) yang menjelaskan bahwa pembelajaran matematika
harus dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa. Di Amerika berkembang Contextual Teaching and Learningbiasa disingkat dengan (CTL) yang
intinya membantu guru untuk mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata
dan memotivasi siswa untuk mengaitkan pengetahuan yang dipelajarinya dengan
kehidupan mereka. Sementara di Michigan juga berkembang Connected Mathematics Project (CMP) yang bertujuan
mengintegrasikan ide matematika ke dalam konteks kehidupan nyata dengan harapan
siswa dapat memahami apa yang dipelajarinya dengan baik dan mudah.
Didalam
pendekatan pembelajaran CTL ditawarkan suatu konsep
pembelajaran yang mengaitkan materi pelajaran yang dipelajari siswa dengan
konteks dimana materi tersebut digunakan. Pendekatan pembelajaran CTL merupakan satu bentuk perubahan pola
pikir pembelajaran, yaitu suatu inovasi pembelajaran yang dirancang untuk
membantu siswa memahami teori secara mendalam melalui pengalaman belajarnya.
Pembelajaran kontekstual menyajikan suatu konsep yang mengaitkan materi
pelajaran dengan konteks dimana materi tersebut digunakan, dengan kata lain
materi pelajaran disajikan melalui konteks dunia nyata dan membentuk hubungan
antara pengetahuan dan aplikasinya dalam kehidupan sehari–hari. Dengan
mengetahui manfaat/kegunaan materi pelajaran, maka siswa akan lebih termotivasi
dan bertanggung jawab dalam belajar.
Selain
pendekatandalam mengajar,
lingkungan belajar juga salah
satu faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran. Lingkungan belajar yang menyenangkan dandidesain sedemikian rupa,
nyaman dan menyenangkan akan mampu menggabungkan rasa percaya diri,
motivasi, ketrampilan belajar, dan ketrampilan komunikasi,seperti yang ditawarkan Bobby DePorter dan Mike Hernacki tahun 1982 dalam temuannya pendekatan belajarQuantum Learningyang biasa disingkat (QL). Pendekatan
belajar ini sangat memperhatikan lingkungan belajar yang didesain sedemikian
rupa sehingga siswa merasa penting, nyaman, dan dapat belajar dengan optimal. Lingkungan belajar yang didesain
sedemikian rupa (Quantum Learning)
sangat diperlukan dan akan lebih
baiknya lagi dikaitkan dengan model/pendekatan yang lain mungkin salah satunya
dengan CTLkarena dalam
pembelajaran CTL menekankan pada
aktivitas siswa secara penuh, baik fisik maupun mental sehingga juga
membutuhkan penyegaran suasana agar
siswa tidak merasa jenuh berpikir sehingga dalam proses pembelajaran
siswa tetep lebih aktif, kreatif, senang dengan pendekatan CTL dengan
memasukkan unsur – unsurQuantum Learning(CTL+QL).
Karena hal ini juga sesuai
dengan panduan pengembangan kurikulum bahwa siswa harus membangun dan menemukan
jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Matematika adalah alat untuk mengembangkan cara
berpikir dan bernalar. Matematika diperlukan dalam kehidupan sehari–hari dan
untuk perkembangan sains dan teknologi. Namun dibalik peranan dan manfaat
matematika tidak sedikit orang masih menganggap matematika sebagai ilmu yang
tidak menarik, sulit, kurang aktual, dan tidak berguna dalam kehidupan
sehari–hari. Adanya pandangan negatif tersebut membuat banyak siswa yang kurang
mempunyai motivasi dalam belajar. Dengan
permasalahan tersebut, diharapkan guru dalam mengajarkan materi pelajaran
matematika dikaitkan dengan kehidupan sehari – sehari, mungkin salah satunya
dengan menggunakan pendekatan CTLdengan
memasukkan unsur – unsur Quantum Learning supaya dalam proses
pembelajaran ada kebermaknaan dan termotivasi karena ketertarikan terhadap
kegunaan atau manfaat meteri dalam kehidupan sehari- hari dan didukung dengan
lingkungan belajar yang didesain sedemikian rupa sehingga siswa
merasa penting, nyaman dan menyenangkan. Motivasi pada diri seseorang
merupakan daya pendorong untuk melakukan suatu aktivitas. Aktivitas belajar
seorang siswa akan ditentukan oleh motivasi belajarnya dan motivasi belajar
antara siswa yang satu pasti berbeda dengan siswa lainnya. Ada kecenderungan
siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi maka prestasinya akan baik pula,
demikian pula siswa yang motivasinya rendah prestasinya juga kurang
menggembirakan.
B.
Identifikasi
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan sebagai berikut :
- Permasalahan belajar matematika yang dialami siswa yang berakibat pada rendahnya prestasi belajar matematika.Ada kemungkinan permasalahan yang dialami siswa disebabkan oleh kurang tepatnya pembelajaran yang digunakan guru. Dari dugaan ini muncul sebuah permasalahan yang menarik untuk dilakukan penelitian, yaitu apakah pemilihan model atau pendekatan pembelajaran yang tepat oleh guru dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
- Penggunaan pembelajaran konvensional yang cenderung berjalan searah, berpusat pada guru dan kurang melibatkan siswa dalam belajar mengajar dan kurang mengaitkan dengan kehidupan sehari - hari sehingga menyebabkan siswa kesulitan dalam memahami konsep atau materi yang diberikan. Oleh karena itu, cukup menarik dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah jika model atau pendekatan pembelajaran diubah maka prestasi belajar siswa menjadi lebih baik.
- Terdapat kemungkinan penyebab tinggi rendahnya prestasi belajar matematika siswa adalah motivasi yang dimiliki siswa. Dari kemungkinan ini dapat dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah motivasi menyebabkan tinggi rendahnya prestasi belajar matematika siswa.
- Ada kemungkinan penyebab kurang optimalnya siswa dalam belajar disebabkan lingkungan belajar yang kurang menyenangkan dan monoton membuat siswa merasa jenuh dan kurang nyaman dalam belajar dan tidak bertanggung jawab dalam belajar. Sehingga dengan hal ini menarik dilakukan penelitian apakah pembelajaran CTL dengan memasukkan unsur – unsur Quantum Learning lebih baik daripada pembelajaran CTLdan pembelajaran konvensionaldalam hal prestasi belajar siswa pada pelajaran matematika, khususnya pada pokok bahasan Bangun Ruang sisi datar.
C.
Pemilihan
Masalah
Suatu penelitian yang dilakukan dengan banyak pertanyaan dalam waktu yang
sama bisa jadi kurang cermat dalam mengamati perubahan perilaku subjek
penelitian, sehingga hasil penelitian yang diperoleh juga mungkin kurang akurat.
Berdasarkankeempat identifikasi
masalah di atas, peneliti hanya memilih identifikasi masalah nomor 2, 3 dan 4. Dengan alasan dalam penelitian akan lebih
terfokusdan hasilnya juga akan lebih
akurat, disamping itu peneliti ingin mengetahui apakah ada pengaruh apabila
pendekatan/model pembelajaranya di rubah dan dihubungkan dengan motivasi siswa.
Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan CTL dan CTL dengan
memasukkan unsur – unsur Quantum learnig.
D.
Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian
ini dimaksudkan agar permasalahan yang disajikan lebih mendalam, terarah, dan
tidak terlalu luas jangkauannya, maka permasalahan tersebut penulis batasi
sebagai berikut :
- Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas VIII di SMPNegeri se-Kabupaten Bojonegoro semester Genap tahun pelajaran 2011/2012.
- Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode konvensionalpada kelas kontrol, pendekatan CTLdengan memasukkan unsur – unsur Quantum Learningpada kelas eksperimen 1 dan CTL untuk kelas eksperimen 2.
- Unsur – unsur Quantum Learning dalam penelitian ini adalah berupa penataan tempat duduk, pemasangan rumus-rumus bangun ruang dalam kelas, ikuti tanda – tanda positif, serta iringan musik instrumentalketika waktu jeda dalam belajar berlangsung yang diharapkan mampu menjadikan refreshpikiran siswa sehingga menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan.
- Motivasi belajar siswa dalam penelitian ini dibatasi pada motivasi belajar matematika siswa kelas VIII semester II SMP Negeri se-Kabupaten Bojonegoro tahun ajaran 2011 /2012.
- Prestasi belajar matematika siswa yang dimaksud adalah prestasi belajar matematika siswa kelas VIII SMPNegeri se-Kabupaten Bojonegoro semester Genap tahun pelajaran 2011/2012 pada pokok bahasan Bangun Ruang Sisi Datar.
E.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah
yang dikemukakan, maka dapat disusun perumusan masalah sebagai berikut :
- Manakah yang menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik, antara penggunaan pembelajaran konvensioanal,penggunaan pembelajaranCTLatau denganpembelajaran CTLdengan memasukkan unsur – unsur Quantum Learning pada konsep Bangun Ruang Sisi Datar?
- Manakah yang menghasilkan hasil prestasi lebih baik siswa dengan motivasi belajar tinggi, sedang atau rendah?
- Pada pembelajaran CTLdengan memasukkan unsur – unsur Quantum Learning, manakah yang menghasilkan prestasi belajar lebih baik antara siswa dengan motivasi tinggi, sedang atau rendah?
- Pada pembelajaran CTL, manakah yang menghasilkan prestasi belajar lebih baik antara siswa dengan motivasi tinggi, sedang atau rendah?
- Pada pembelajarankonvensional,manakah yang menghasilkan prestasi belajarlebih baik antara siswa dengan motivasi tinggi, sedangatau rendah?
- Pada siswa dengan motivasi belajar tinggi, manakah yang menghasilkan prestasi belajar lebih baik antara pembelajaran konvensional,pembelajaran CTL atau pembelajaranCTLdengan memasukkan unsur – unsur Quantum Learning?
- Pada siswa dengan motivasi belajar sedang, manakah yang menghasilkanprestasi belajar lebih baik antara pembelajaran konvensional, pembelajaranCTL atau pembelajaranCTLdengan memasukkan unsur – unsur Quantum Learning?
- Pada siswa dengan motivasi belajar rendah, manakah yang menghasilkan prestasi belajar lebih baik antara pembelajaran konvensional,pembelajaran CTL atau pembelajaranCTLdengan memasukkan unsur – unsur Quantum Learning?
F.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang
telah diuraikan, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
- Untuk mengetahui manakah yang lebih baik prestasi belajar matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional, pembelajaranCTLatau siswa yang mengikuti pembelajaran CTLdengan memasukkan unsur – unsur Quantum Learning dalam pelajaran matematika pada sub pokok bahasan Bangun Ruang Sisi Datar.
- Untuk mengetahui manakah prestasi belajar matematika yang lebih baik siswa yang mempunyai motivasi tinggi, sedang atau rendah.
- Untuk mengetahui pada pembelajaranpembelajaran CTLdengan memasukkan unsur – unsur Quantum Learningmanakah yang lebih baik prestasi belajarnya siswa motivasi tinggi, sedang atau rendah.
- Untuk mengetahui pada pembelajaran CTLmanakah yang lebih baik prestasi belajarnya pada siswa dengan motivasi tinggi, sedang atau rendah.
- Untuk mengetahui pada pembelajaran konvesional manakah yang lebih baik prestasi belajarnya siswa dengan motivasi tinggi, sedang atau rendah.
- Untuk mengetahui pada siswa motivasi tinggi manakah yang memberikan prestasi belajar lebih baik antara pembelajaran konvensional,pembelajaran CTL atau pembelajaran CTLdengan memasukkan unsur – unsur Quantum Learningatau pembelajaran.
- Untuk mengetahui pada siswa motivasi sedang manakah yang memberikan prestasi belajar lebih baik antara pembelajaran konvensional, pembelajaran CTL atau pembelajaran CTLdengan memasukkan unsur – unsur Quantum Learningatau pembelajaran.
- Untuk mengetahui pada siswa motivasi rendahmanakah yang memberikan prestasi belajar lebih baik antara pembelajaran konvensional, pembelajaran CTL atau pembelajaran CTLdengan memasukkan unsur – unsur Quantum Learningatau pembelajaran.
G.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat :
- Membantu guru matematika dalam menentukan pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam pembelajaran matematika khususnya pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar.
- Sebagai masukan bagi guru, calon guru, dan peneliti bidang studi matematika bahwa pembelajaranCTLdengan memasukkan unsur – unsur Quantum Learningatau pembelajaran CTLdapat digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran matematika.
- Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi penelitian yang sejenis.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar